Jumat, 22 Juni 2012

Salah Satu Teknik Audit : Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dari narasumber yang dilakukan oleh pewawancara.

Pelaksanaan audit memerlukan berbagai bentuk teknik komunikasi audit, yang salah satunya adalah teknik wawancara. Selain kegiatan audit seperti observasi, wawancara juga selalu digunakan oleh auditor untuk memperoleh data ataupun fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Wawancara merupakan alat yang sangat baik untuk memperoleh informasi, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, atau tanggapan seseorang mengenai suatu hal. Untuk itu auditor perlu membaca reaksi yang timbul dari auditee, sehingga dapat membantu dalam pencarian informasi yang diinginkan.

Struktur wawancara terbagi dalam 3 tahapan besar, yaitu :

1. Opening.
Dalam opening terdapat 2 tahapan yaitu : tahapan membangun rapport dan tahapan orientasi. Tahapan membangun rapport merupakan hal awal yang sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap keakuratan informasi yang selanjutnya akan didapatkan. Yang perlu diperhatikan adalah auditor harus mampu menyeimbangkan perbedaan status antara auditor itu sendiri dengan auditan, sehingga pihak auditan merasa 'terbuka' untuk menyampaikan informasi. Tahapan orientasi merupakan tahapan auditor untuk memberitahukan tujuan dilakukan wawancara, manfaat dilakukannya wawancara ini sehingga auditan merasa penting untuk mengikuti wawancara ini.

2. The Body.
Merupakan tahapan dimana auditor masuk ke dalam pokok masalah yang akan dibicarakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan auditor adalah mulai mengembangkan area penyelidikan, mengingat jawaban yang diberikan auditan, memilah jawaban yang relevan atau tidak, dan menentukan pertanyaan selanjutnya.

3. Closing.
Merupakan tahap mengakhiri wawancara tetapi bukan berarti mengakhiri hubungan kepada auditan karena bila terdapat informasi yang kurang, auditor dapat sewaktu-waktu menghubungi auditan kembali.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik wawancara audit :
1. Gaya bicara dalam wawancara sebaiknya tidak berbelit-belit.
2. Nada dan irama tidak monoton, sehingga tidak membosankan auditan, sebaliknya juga jangan terlalu cepat yang dapat membingungkan auditan.
3. Sikap pewawancara sebaiknya tidak kaku, bersahabat, dan terbuka. Sebaiknya tidak bersikap seperti polisi yang menginterogasi tertuduh, atau dosen yang memberikan ceramah.
4. Pewawancara harus mampu membuat auditan/nara sumber merumuskan pernyataannya sendiri, jangan sampai auditor menyimpulkan sendiri dari pernyataan auditan.
5. Buat catatan dari hasil wawancara, khususnya hal-hal yang penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar